Chuseok atau ditulis sebagai Chusok (Hari bulan purnama) adalah hari libur resmi di Korea yang dirayakan secara besar-besaran pada bulan ke-8, hari ke-15 kalender lunar. Perayaan ini berupa pesta makan untuk mengucapkan terima kasih atas keberhasilan panen, sehingga juga disebut juga sebagai Hari Panen, Festival Bulan Musim Panen, atau Hangawi (“han” = “raya”, “gawi” = “tengah”, “hari besar di tengah-tengah musim gugur”.
Sejarah
Hangawi sudah dikenal sejak periode awal Kerajaan Silla (57 SM – 935) dalam bentuk perlombaan menenun antara dua tim. Pada hari Hangawi, tim dengan hasil tenunan yang paling panjang dinyatakan sebagai pemenang, sedangkan tim yang kalah harus mentraktir tim yang menang dengan berbagai macam makanan yang enak-enak.
Tradisi
Di zaman sekarang, perayaan Chuseok merupakan kesempatan orang Korea untuk pulang ke kampung halaman untuk mengunjungi altar leluhur. Di pagi hari, orang Korea melakukan penghormatan terhadap arwah leluhur dalam bentuk ziarah ke makam untuk merapikan tanaman dan tanah sekitar makam. Arwah leluhur juga disuguhi makanan, buah-buahan dan minuman. Hasil panen tahun itu juga ikut dipersembahkan kepada arwah leluhur.
Perayaan Chuseok juga merupakan kesempatan untuk berterima kasih kepada arwah leluhur. Makanan istimewa liburan Chuseok adalah kue Songpyeon (송편) dari tepung beras diisi kacang atau wijen. Malam sebelum Chuseok, semua anggota keluarga akan duduk bersama membuat songpyeon sambil melihat bulan
Khususnya, bujangan dan perawan mencoba membuat songpyeon yang sebagus mungkin karena percaya dengan begitu mereka akan mendapatkan pasangan yang cantik atau tampan. Pada hari Chuseok, orang-orang akan saling berbagi makanan dan minuman keras, dan bermain permainan tradisional. Di samping songpyeon, berbagai hasil kebun dan pertanian yang baru dipanen memenuhi meja makan, antara lain wijen, kedelai, kacang merah, chestnut, dan kurma cina. Permainan dan kesenian tradisional diadakan beramai-ramai dan meriah, seperti sonori (permainan sapi), geobuknori (permainan kura-kura), ganggangsullae (tarian melingkar) dan ssireum (bergulat).
Beberapa tradisi yang diadakan saat Perayaan Chuseok:
Buicho dan Sungmyo
Buicho adalah tradisi memotong rumput di sekitar makam leluhur selama Chuseok. Mengunjungi makam leluhur dianggap sebagai kewajiban mereka yang hidup terhadap leluhur mereka.
Chare (Ritual Mengenang)
Pada pagi hari saat perayaan Chuseok, para anggota keluarga berkumpul di sekeliling rumah dari keluarga tertua di mana kuil keluarga ditempatkan untuk mengadakan penghormatan kepada leluhur keluarga mereka. Ritual Mengenang ini diberikan pada kakek buyut mereka. Satu-satunya perbedaan yang membedakan ritual ini dengan ritual yang diadakan saat Tahun baru adalah bahwa pada saat perayaan Chuseok, orang-orang makan nasi bukannya sup kue beras.
Ganggangsulle
Ganggangsulle adalah tarian tradisional yang melingkar, di mana para wanita berkumpul di tempat yang telah ditentukan dan membentuk lingkaran kemudian berjalan sambil menyerukan “Gang-gang-su-le”. Jika seorang wanita dengan suara yang keras berdiri di tengah menyerukan gang-gang-sul-le, maka rekan-rekannya yang lain, yang dalam lingkaran mengikutinya.
Pertarungan Gama
Permainan ini dimainkan oleh dua tim, masing-masing dengan tandu di atas kereta beroda empat. Kedua tim itu berusaha entah merebut atau menghancurkan tandu lawannya. Sudah sejak masa lampau, pemenang dari permainan ini dipercaya akan dengan mudah lulus dari Gwaego (Ujian Layanan Publik, semacam Ujian PNS) dan merayakan kemenangan mereka dengan berkeliling kota sambil bernyanyi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar